Wednesday, March 11, 2009

Watch 40 Movies in 80 Days: Movie#19 – Kambing Jantan : the movie

Kambing jantan the movie : ketika kambing jadi bintang film

Ini film indonesia pertama yang gue review, sekaligus film indonesia pertama yang gue tonton setelah beberapa lama gak nonton film indonesia(trakir nonton quickie express, udah berapa lama tuh?)
Diangkat dari novel dengan judul sama, film ini bercerita tentang bagaimana kisah cinta dan perjalanan hidup raditya dika(raditya dika) yang dipenuhi oleh kejadian dan tingkah - tingkah konyol yang menyegarkan.

What I thought about this movie

Menonton film kambing jantan the movie(kjtm) kembali menumbuhkan harapan gue lagi sama dunia perfileman indonesia, I mean film ini bener-bener menghibur dan membawa nuansa baru di dunia perfilman indonesia. Kalo selama ini komedi indonesia itu masih komedi selangkangan dan kata-kata slapstick dan malah jadi berkesan cabul, film ini menghibur dengan komentar-komentar hiperbola tapi cerdas ala raditya dika, plus muka bloonnya yang minta ditampar justru malah menambah keasyikan nonton film ini. Kjtm juga gak berusaha jadi film yang cerdas yang sering kali dilakukan sama film-film indonesia kebanyakan(bbb bisa jadi contoh sempurna dari film yang sok pinter) tapi malah jadinya imbisil, tapi kesederhanaan bahkan kebodohan film ini yang gak dibuat-buat itulah yang menurut gue jadi salah satu faktor yang bikin film ini enak di tonton.
Ide cerita film ini menurut gue faktor utama yang bikin film ini menghibur, idenya kena banget di gue, gue suka gimana kadang - kadang we have to sayin out loud apa yang kita pikirin kayak waktu adegan dimana radit bilang ke mamanya bahwa dia gak cocok sekolah finance..dan gue realize bahwa sering kali kita terjebak dengan situasi kayak gitu, kita hanya mengikuti saran atau anjuran dari orang lain, yang belun tentu cocok dan membuat kita bisa berkembang. Selain itu gue juga suka sama model pengambilan gambar dan alur yang membuat aktornya bisa berinteraksi sama crew filmnya kayak waktu adegan mematikan subtitles..is a good move I think...
Selain kelebihan-kelebihan yang gue sebutin diatas sayangnya film ini juga banyak kekurangan-kekurangan termasuk yang elementer yang mestinya gak perlu dilakukan.. Misalnya aja waktu adegan makan, gue berapa kali liat kalo mereka makan dengan sendok dan garpu yang ngambang dan hanya diputer-puter kayak tongkat sihir harry potter diatas makanannya!(Punya ide gimana bikin gue percaya kalo mereka lagi makan, bukannya bikin ritual gaib?), atau waktu adegan radit ditengah-tengah shanghai babes dimana para cewek itu hanya mengulang kata-kata yang sama berulang-ulang dengan nada yang sedikit dibeda-bedain dan dibuat dengan tingkat kebisingan ayam mau beranak!(gue gak ngerti bahasa cina,but ga perlu bisa bahasa cina buat ngedenger dialog absurd bin aneh itu) menurut gue dua adegan paling gak yang gue inget mestinya bisa dikerjakan lebih baik dan bukan menjadi minus di film ini.
Dialog antar karakternya sering kali juga "bukan kambing jantan" tapi sudah menjadi film indonesia kebanyakan, dari segi jokes dan kalimat-kalimat absurd memang itu jadi nilai plus buat film ini tapi dialog-dialog lainnya ngebanting semua itu, misalnya saja ketika adegan radit-kebo di taman ngomongin brontosaurus...jeez... Gue kayak bukan nonton drama komedi but kayak nonton drama waktu gue sd, kaku banget..disana-sini banyak kalimat yang cuman bisa kita baca dibuku-buku teks pelajaran bahasa indonesia bukan di kehidupan sehari-hari.
Akting radit di film ini boleh dibilang mengejutkan, I mean dia bener-bener pas banget meranin dirinya sendiri di film ini, ekspresi-ekspresi tololnya bener-bener pas dan kayaknya gue sulit ngebayangin film ini dengan orang lain berperan sebagai radit (thanks GOD bukan raffi ahmad yang jadi pemeran utamanya). Selain radit kredit lebih juga perlu diberikan kepada edric chandra yang berperan sebagai hariyanto, menghibur banget, namun sayangnya selain mereka berdua akting para aktris dan aktor pendukung lainnya sangat tidak mumpuni, terutama akting karakter kebo(herfiza novianti) yang sama sekali gagal mengundang simpati dan sering nggak konsisten sama karakternya.
For my final words film ini sangat menghibur dan sangat bagus untuk ukuran film indonesia,gue suka ide dasar ceritanya dan soundtracknya luar biasa!(Gue gak pernah denger atau tau ada soundtrack film indonesia yang digarap seserius dan sebagus ini setelahsoundtracknya ada apa dengan cinta!)namun sayangnya masih banyak bagian yang berkesan kurang serius waktu digarap dan sebenernya bisa membuat film ini jauh lebih baik, but gue salut sama film pertama raditya dika ini, film yang membuat gue punya sedikit harapan kalau film indonesia bisa akan jadi industri film yang baik dan gak selalu berisi film hantu yang doyan selangkangan...:)

Rate:





19 Movies Down 21 more to go
Days 55/80

0 comments: