Fight Club – “The things you own end up owning you”
Advertising has us chasing cars and clothes, working jobs we hate so we can buy shit we don't need. We're the middle children of history, man. No purpose or place. We have no Great War. No Great Depression. Our Great War's a spiritual war... our Great Depression is our lives. We've all been raised on television to believe that one day we'd all be millionaires, and movie gods, and rock stars. But we won't. And we're slowly learning that fact. And we're very, very pissed off.
-Tyler Durden-
Well, to be honest this is not the 1st time I watched Fight Club, In fact I already watched over 10 times! Dan heranya gue gak pernah bosen nonton film ini. Film ini bisa dikategoriin salah satu film faforite gue sepanjang masa, n here’s the review…
The first rule of Fight Club is - you do not talk about Fight Club. The second rule of Fight Club is - you DO NOT talk about Fight Club
Percayalah teman, semakin sedikit yang kalian ketahui mengenai Fight Club semakin nikmat kalian pada saat menontonnya, so gue gak akan buat resensi filmnya panjang-panjang..
Sebuah film dari adaptasi Novel karya Chuck Plahniuk dengan judul sama,Fight Club bercerita melalui kacamata orang pertama (Edward Norton) , seorang pekerja yang bosan dan jenuh dengan hidupnya yang depresif. Dalam usaha menghilangkan kejenuhan dan penyakit insomnia yang di deritanya dia bertemu Marla Singer(Helena Bonham Carter) dan Tyler Durden(Bratt Pitt) yang menyeretnya ke kehidupan yang benar-benar dia tidak duga dan harapkan sebelumnya…
Characters and Plot
Briliant. Satu kata yang bisa menggambarkan film ini, yang jelas semuanya dapet banget, Edward Norton sebagai narrator seorang pekerja yang depresi memainkan acting yang sangat apik, begitu pula Helena Bonham Carter sebagai Marla Singer, Cewek yang mengalami sedikit gangguan jiwa namun tetap masih bisa memberi kesan sexy dan menggoda.But The award goes to Bratt Pitt. Pitt is the Tyler Durden himself… sosok controversial sekaligus kharismatik pembentuk Fight Club. Actingnya Prima dan luar biasa, menurut gue hampir sulit dipercaya dia nggak dapet Oscar buat perannya sebagai Tyler Durden disini. Plot filmnya juga okay, kadang lambat dan mendadak berubah sangat cepat tanpa kita sadari. Benner-bener merupakan sensasi tersendiri ketika kita menontonnya.
What I thought about Fight Club
Fight Club wasn't about winning or losing. It wasn't about words. The hysterical shouting was in tongues, like at a Pentecostal Church.
-Narator – Fight Club-
Roger Ebert(Link roger ebert bisa diliat DISINI ) boleh dibilang orang yang berperan besar dalam menentukan “kiblat” film gue, sering kali sebelum nonton film gue baca dulu review yang dia buat, dan reviewnya itu bisa bikin gue pengen atau gak pengen nonton sebuah film. But, Fight Club adalah pengecualian. Roger ebert gak suka film ini, tapi gue akan kasih rating yang tinggi buat film ini.
Well gue bener-bener suka film ini, gue udah berkali – kali nonton film ini, but bener-bener ga pernah bosen buat nonton lagi. Apa yang paling menarik dari film ini? Idenya! Idenya bener-bener brilliant but in the most disturbing way, kalau meminjam istilahnya Joko Anwar adalah film yang bener-bener MindFuck! Kita mungkin nggak akan setuju sama sebagian besar ide dari film ini, termasuk menyelesaikan masalah dan mengatasi kedepresian dengan jotos-jotosan dan berbuat anarkis, tapi film ini menampilkannya secara Stylish dan pada akhirnya akan member kita penjelasan yang cukup mengenai ide-ide tersebut sehingga kita nggak ngerasa dibodohi. So terlepas dari bisa nggaknya kita nerima ide yang mau disampaikan Fight Club merupakan film berkategori : “MUST SEE” menurut gue.
Rate:
4 movie down 36 to go
Day : 9/80